Selasa, 29 Januari 2013

                    Menjadi Anak Shaleh

Like father like son. Istilah ini tidak berlaku bagi keluarga yang satu ini. Kebiasaan sang ayah yang suka berjudi, mabuk, dan berperilaku buruk lainnya, sama sekali tidak pernah dilakukan oleh sang anak. 
Diantara anak – anaknya, anak bungsunya yang masih duduk dibangku SMP inilah yang dinilai paling saleh. Walaupun dianggap anak yang paling baik dan penurut, tapi tidak jarang sibungsu ini mendapatkan cipratan amarah dari ayahnya. Namun, yang patut dicontoh adalah sikap si bungsu yang tetap sabar terhadap perlakuan ayahnya.
Suatu saat Allah menakdirkan ayahnya menderita sakit yang cukup parah.Setiap hari sang ayah hanya bisa berbaring ditempat tidur. Semua kebutuhannya dilayani oleh orang lain. Dan si bungsulah yang melakukan semuanya sejak awal dengan penuhkesabaran. 
Karena kesabaran si bungsu, ayahnya bertanya : kenapa kamu masih mau merawat ayah ?? mendengar pertanyaan seperti itu, si bungsu menjawab dengan sopan : inilah yang diajarkan oleh islam, yaitu memuliakan orang tua. Dialog antara anak dan orang tua terus berlanjut, hingga sang ayah tersadar akan sikapnya selama ini yang salah ..
Namun sang anak merasa dirinya belum cukup pantas disebut sebagai anak yang shaleh. Dirinya merasa baru belajar untuk berbakti kepada kedua orang tua. Mendegar itu, berlinanglah airmata sang ayah. 
Pelukan erat sang ayah seolah tak ingin dilepaskannya dari anaknya. Tidak tampak lagi raut muka yang sinis dari wajahnya. Saat itu pula pintu hati sang ayah terbuka, Allah memberikan hidayah kepadanya melalui sang anak.
Kisah sejati yang pernah terungkap dalam sebuah dialog ini mungkin banyak terjadi dikehidupan nyata kita. Semoga kita semua dapat mengambil hikmahnya dan terus belajar dan memahami bahwa hidup adalah sebuah proses. 
Dan setiap orang berproses. Ada orang yang pada awalnya kurang ilmu, namun lambat laun terus bertambah ilmunya karena memiliki kemauang dan semangat belajar. Disisi lain, ada juga orang yang pada awalnya penuh kebencian kepada anaknya, seperti kisah diatas, lambat laun kebenciannya berkurang dan hilang karena keshalehan sang anak. Demikian pula dengan masalah hidayah yang sepenuhnya adalah Hak Allah SWT …
Bagimanapun keadaan orang tua kita, darah dagingnya melekat pada kita. Kalau keduanya belum shaleh, kita sebagai anaklah yang harus mati – matian memohon kepada Allah SWT agar orang tua kita dibukakan hatinya. Kalau orang tua masih bergelimang dosa, kitalah yang harus berjuang keras untuk membantu menyadarkannya. 
Serta berdoa tanpa kenal putus asa supaya Allah mengampuni dosa – dosa mereka. Jika orang tua kita belum taat, kitalah yang harus membuktikan bahwa kita anaknya telah mengenal agama dan menaatinya.
Sikapi kekurangan orang tua kita dengan kelapangan hati. Bagemanapun juga tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu, mudah – mudahan  dengan kisah diatas, tekad kita semakin kuat untuk memuliakan orang tua. Wallahu’alam ….
Qurban Mendidik BERSYUKUR
Qurban Mendidik BERSYUKURDalam perspektif surah al-Kautsar, kurban merupakan salah satu ekspresi syukur. Seperti diisyaratkan ayat kedua surah tersebut, kurban disejajarkan dengan shalat yang dilakukan untuk mewujudkan rasa terima kasih manusia kepada Allah atas segala pemberian nikmat-Nya yang besar tak terhingga. Praktik kurban juga secara tersirat memperlihatkan sebuah pengorbanan sebagai ikrar pengabdian kepada-Nya. Sedangkan secara syariat, kurban itu diwujudkan dalam bentuk penyembelihan hewan yang dagingnya dibagikan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya.

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (١)فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (٢)إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبْتَرُ

1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus[1606].
[1605] Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah.[1606] Maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat Allah.
Dalam kurban, seseorang sejatinya tidak hanya tulus menyembelih hewan secara fisik, tapi juga menyembelih sifat-sifat hewani yang melekat pada diri para pelakunya. Sifat kebinatangan yang kerap muncul dalam bentuk penindasan hak-hak asasi terhadap sesamanya, misalnya, dapat saja muncul pada siapa pun. Tidak hanya pada penguasa yang dipandang memiliki potensi lebih besar menindas rakyat, tapi juga pada rakyat yang sering tidak sanggup mengendalikan kebebasan sehingga berakibat lahirnya penindasan pada kekuasaan.
Secara historis, seperti tersirat dalam surah al-Kautsar, kurban diperintahkan untukmensyukuri nikmat. Padahal, ketika wahyu ini diterima, Nabi Muhammad SAW tengah dalam keadaan duka. Caci maki dan tekanan fisik ataupun mental yang dilakukan orang-orang kafir Makkah saat itu datang bertubi-tubi. Pendeknya, Nabi beserta para sahabatnya selama tinggal di Makkah hampir tidak pernah merasakan suasana aman dalam hidupnya. Bahkan puncaknya, Nabi mendapat ancaman untuk dihabisi baik raga maupun nyawanya.
Tapi, di tengah duka yang amat melukai Nabi beserta para sahabatnya itu, Allah justru memerintahkan untuk bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah limpahkan kepadanya seolah semua penderitaan itu adalah nikmat. Inilah suasana yang melatari turunnya tiga ayat Alquran yang kemudian menjadi salah satu surah, yaitu surah al-Kautsar. Ketika Nabi tengah terjepit di antara impitan caci maki dan ancaman, Allah mengatakan, "Sesungguhnya telah Aku berikan kepadamu nikmat yang amat banyak." (QS al-Kautsar: 1).
Lalu, bagaimana cara mensyukuri nikmat? Dalam ayat berikutnya, secara berturut-turut Allah memerintahkan Nabi untuk mendirikan shalat dan berkurban ...(fashally lirabbika wanhar). Shalat dan kurban dalam ayat ini merupakan wujud syukur manusia atas nikmat Allah.
Dalam shalat, kita bersyukur karena Allah telah menganugerahkan banyak nikmat. Sedangkan kurban, seperti diilustrasikan dalam ayat di atas, merupakan simbolisasi rasa syukur dengan cara mengorbankan sebagian harta yang dimiliki untuk kemudian dibagikan sesuai ketentuan syariat.
Dua ayat pertama dari surah al-Kautsar ini memberikan pelajaran bahwa di balik penderitaan sesungguhnya ada nikmat tersembunyi. Secara lahir kerap kita hanya memandang penderitaan tidak lebih dari cobaan atau bahkan siksaan. Padahal, ketika seseorang sanggup menghadapinya dengan tulus dan penuh kesabaran, sesungguhnya ada kekuatan amat besar yang sanggup mengubah derita menjadi nikmat. Kesabaran itu sendiri adalah nikmat yang belum tentu setiap orang sanggup menggapainya. - Oleh : Prof.Dr.Asep S Muhtadi (ROL)

Baru-baru ini orang-orang kalangkabut dengan datangnya hujan yang hampir setiap hari turun melanda negri ini, curah hujan yang cukup deras membuat banjir dibeberapa daerah, lantas apakah kita akan menyalahkan hujan sebagai penyebabnya?Mari kita sedikit lebih mengenal tentang keajaiban hujan yang diberikan Allah swt.

Hujan merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat. Hujan-yang memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia-disebutkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur'an mengenai informasi penting tentang hujan, kadar dan pengaruh-pengaruhnya.

Informasi ini, yang tidak mungkin diketahui manusia di zamannya, menunjukkan kepada kita bahwa Al-Qur'an merupaka kalam Allah. Sekarang, mari kita kaji informasi-informasi tentang hujan yang termaktub di dalam Al-Qur'an.

Kadar Hujan

Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam "ukuran tertentu". Sebagaimana ayat di bawah ini:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ


"Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (QS. Az-Zukhruf : 11)

"Kadar" yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu karakteristik hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah siklus seimbang menurut "ukuran" tertentu.


Pengukuran lain yang berkaitan dengan hujan adalah mengenai kecepatan turunya hujan. Ketinggian minimum awan adalah sekitar 12.000 meter. Ketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang yang memiliki berat dan ukuran sebesar tetesan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah dengan kecepatan 558km/jam. Tentunya, objek apapun yang jatuh dengan kecepatan tersebut akan mengakibatkan kerusakan. Dan apabila hujan turun dengan cara demikian, maka seluruh lahan tanaman akan hancur, pemukiman, perumahan, kendaraan akan mengalami kerusakan, dan orang-orang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan ekstra. Terlebih lagi, perhitungan ini dibuat untuk ketinggian 12.000 meter, faktanya terdapat awan yang memiliki ketinggian hanya sekitar 10.000 meter. Sebuah tetesan hujan yang jatuh pada ketinggian ini tentu saja akan jatuh pada kecepatan yang mampu merusak apa saja.

Namun tidak demikian terjadinya, dari ketinggian berapapun hujan itu turun, kecepatan rata-ratanya hanya sekitar 8-10 km/jam ketika mencapai tanah. Hal ini disebabkan karena bentuk tetesan hujan yang sangat istimewa. Keistimewaan bentuk tetesan hujan ini meningkatkan efek gesekan atmosfer dan mempertahankan kelajuan tetesan-tetesan hujan krtika mencapai "batas" kecepatan tertentu. (Saat ini, parasut dirancang dengan menggunakan teknik ini).

Tak sebatas itu saja "pengukuran" tentang hujan. Contoh lain misalnya, pada lapisan atmosferis tempat terjadinya hujan, temperatur bisa saja turun hingga 400oC di bawah nol. Meskipun demikian, tetesan-tetesan hujan tidak berubah menjadi partikel es. (Hal ini tentunya merupakan ancaman mematikan bagi semua makhluk hidup di muka bumi.) Alasan tidak membekunya tetesan-tetesan hujan tersebut adalah karena air yang terkandung dalam atmosfer merupakan air murni. Sebagaimana kita ketahui, bahwa air murni hampir tidak membeku pada temperatur yang sangat rendah sekalipun.
Pembentukan Hujan

Bagaimana hujan terbentuk tetap menjadi misteri bagi manusia dalam kurun waktu yang lama. Hanya setelah ditemukannya radar cuaca, barulah dapat dipahami tahapan-tahapan pembentukan hujan. Pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, "bahan mentah" hujan naik ke udara. Kemudian terkumpul menjadi awan. Akhirnya, tetesan-tetesan hujan pun muncul.

Tahapan-tahapan ini secara terperinci telah tertulis dalam Al-Qur'an berabad-abad tahun lalu sebelum informasi mengenai pembentukan hujan disampaikan:

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ


"Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira." (QS. Ar-Rum : 48)

Sekarang, mari kita lihat pada tiga tahapan yang disebutkan dalam Al-Qur'an:

Tahap Pertama : " Allah, dialah yang mengirimkan angin....."


Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini -yang kaya akan garam- kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari lautan sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan "JebakanAir") di sekelilingnya.
Tahap Kedua : ".....lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal....."

Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.

Tahap Ketiga : "....lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun."

Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur'an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur'an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, Al-Qur'an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.

                     SEJARAH GERAKAN PRAMUKA



 - Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.


Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang “Nederlandse Padvinders Organisatie” (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir [[besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi “Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging” (NIPV) pada tahun 1916. Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaanse Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya “Padvinder Muhammadiyah” yang pada 1920 berganti nama menjadi “Hisbul Wathon” (HW); “Nationale Padvinderij” yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” yang kemudian diganti menjadi “Syarikat Islam Afdeling Pandu” dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia. 

Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu “Persaudaraan Antara Pandu Indonesia” merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928. Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Sejarah gerakan pramuka Indonesia - Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakankepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan “All Indonesian Jamboree”. Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta. Nah, itulah sekilas mengenai sejarah gerakan pramuka Indonesia mudah-mudahan bermanfaat.